BANDAR LAMPUNG – Organisasi angkutan darat (organda) Lampung sepakat menaikan tarif angkutan bus non-ekonomi (AC) Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) seta travel sebesar 20%. Kenaikan tersebut dengan asumsi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp1.500 dari Rp.4.500 menjadi Rp.6.000 per liter.
’’Untuk tarif non ekonomi ditentukan oleh operator (pengusaha angkutan) yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan pasar. Untuk di Lampung seperti biasa bahwa tarif angkutan umum non ekonomi pun mempunyai keseragaman dan semangat kebersamaan dalam pengenaan tarif,’’ kata Sekretaris DPD Organda Lampung, Yeni Tri Waluyo kepada Lampung NewsPaper, kemarin.
Diketahui, untuk tarif angkutan umum ekonomi sudah ditetapkan melalui rapat di Dinas Perhubungan Lampung pada Selasa (27/3). Tarif ekonomi naik sebesar 11 % dari tarif sebelumnya. Sebenarnya Organda belum menerima sepenuhnya besaran kenaikan tersebut karena pengajuan Organda adalah sebesar 34 % sebanding dengan besarnya kenaikan harga BBM sebesar 33,3 %.
Organda berharap subsidi langsung yang dijanjikan oleh pemerintah dapat direalisasikan tepat sasaran untuk membantu meringankan beban operasional para pengusaha angkutan umum. ’’Apabila subsidi yang dijanjikan ternyata tidak sesuai dengan yang kami harapkan, maka kami akan mengevaluasi besaran tarif yang sudah disepakati,’’ ungkap Yeni.
Bersama-sama dengan pengusaha angkutan non-ekonomi berkomitmen untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna angkutan, Jadi tidak hanya menaikkan tarif, pelayanan juga harus tetap dijaga. Sehingga masyarakat atau konsumen merasa nyaman dan aman dalam perjalanan.
’’Kenaikan tersebut berlaku untuk seluruh bus non ekonomi dan travel. Jadi tidak ada persaingan harga bagi pengusaha. Keseragaman dan kekompakan ini merupakan komitmen Organda dan para pengusaha dalam hal menghadapi persaingan usaha yang sehat dan kompetitif,’’ tutup Yeni. (awg/een)
